Tinggal menunggu waktu, waktu yang mempermainkan kita dan banyak orang yang berharap padanya, bak pendulum, jam besi berdentang bunyinya berdetak keras mengangetkanku, pilihan pada apa yang tidak dianggap wajar, rasanya aku ada dalam ruang kosong, terbengong-bengong sendiri, mengapa ?
Jika ada jeda, sepertinya saat ini tepat untuk limbung d hadapanmu, sebab pertanyaanku tidak selalu bisa kujawab sendiri, matamu melihatku setiap detik namun aku berpaling lagi dan lagi, sungguh aku merindukanmu.
dalam rinai yang rapat, hujan yang patah, berdesakan, sendiri menikmatinya membuat waktu terasa berbicara banyak menceritakan kemungkinan-kemungkinan yang Engkau kirim.
sendiri terasa hangat meski dingin membuatku merapatkan kulitku, begitu dekatnya Engkau.
sendiri membuatku tahu ada banyak cinta, terlalu banyak.
Tinggal menunggu waktu untuk memastikan bahwa aku tidak akan kehilanganmu, sebab kulit dan tulangku, dan segala yang kupunya ini akan aus seiring waktu
semuanya adalah probabilitas dalam pendulum baik itu mekanik maupun abstrak
semua telah dipilih dan dijalani dengan sangat anggun
Mencecap segala hal terbaik yang engkau limpahkan hari ini, meski segudang tanda tanya
Tentang repetisi ku yang berulang-ulang.
Bagimu Pemilik Waktu
Hanya Bagimu
Terimakasih atas Waktumu yang banyak
yang tidak pernah bosan mendengarku meracau
Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar