tag:blogger.com,1999:blog-88827915697134221792024-02-20T14:24:20.316-08:00Puisi Cerah Hati RiePuisi Cerah Hati Rie....http://www.blogger.com/profile/10853074236218214271noreply@blogger.comBlogger15125tag:blogger.com,1999:blog-8882791569713422179.post-66109489173011292172011-08-19T01:20:00.001-07:002011-08-19T01:20:18.913-07:00feelingAda suatu masa
<br />Ketika sebuah rasa
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />Berkuasa
<br />
<br />Puisi Cerah Hati Rie....http://www.blogger.com/profile/10853074236218214271noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8882791569713422179.post-12256138153132433972011-08-19T01:14:00.002-07:002011-08-19T01:15:23.109-07:00IkanRiuh rendah pelikan berebut ikan
<br />di laut yang ombaknya pelan
<br />dan menatapnya, perlahan sembari menyusuri tepian
<br />aku akhirnya tahu, di mana ujungnya
<br />senyuman itu memancarkan pesan
<br />yang ingin kubungkus bersama metafora ikan, laut dan burung pelikan
<br />aku menyukai setiap senyuman manusia
<br />yang bersama-sama membuat dunia tidak kabur, tidak biasa
<br />manusia yang tidak tenggelam begitu saja
<br />pada sebuah altar ego, sungguh itu bukan di laut
<br />laut yang kutatap dari mata seorang bocah di buritan
<br />Puisi Cerah Hati Rie....http://www.blogger.com/profile/10853074236218214271noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8882791569713422179.post-47088618678487100362011-08-19T01:14:00.001-07:002011-08-19T01:14:23.400-07:00PalungDalam renung relungku
<br />Aku memandangmu
<br />Dirimu adalah palung
<br />Yang membelenggu karang
<br />Puisi Cerah Hati Rie....http://www.blogger.com/profile/10853074236218214271noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8882791569713422179.post-17505919081378649512011-08-19T01:09:00.000-07:002011-08-19T01:12:39.414-07:00Kaca Mata KacaDiam-diam dia menyukainya, dan tidak berhenti menatap dua mata yang berada di sana dibalik sebuah kaca, orang itu membaca dan tidak bersuara, sehingga dia sama sekali tidak tahu sebenarnya orang itu yang sedang membaca melihat dua objek berbeda yaitu gambar dimensi manusia dan ruang dalam buku ditangannya dan kilatan mata yang berbeda, warna coklat tua dari balik diafran tembus cahaya, didepannya.
<br />Tetap orang itu terus membaca dan tidak terkesan menangkap mata yang sedari tadi menatapnya seperti patung yang berdiri lurus. orang itu terus membaca dan tidak berpaling, dari sebuah buku.
<br />Aku tahu apa buku itu sebenarnya yaitu mata, aku melihat orang itu dan dia, saling menatap, walau balasan yang satunya hanya sekilas, walau terlihat tidak bagi orang lain yang tidak memperhatikan, aku melihat mata itu beradu, aku melihat sinar itu berbaur lalu bercampur, dan tiba-tiba retakan pada diafran muncul.
<br />kaca itu pecah.Puisi Cerah Hati Rie....http://www.blogger.com/profile/10853074236218214271noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8882791569713422179.post-33736788980260654832011-08-19T01:07:00.000-07:002011-08-19T01:09:31.241-07:00Waktu- Mu<div class="mbl notesBlogText clearfix"><div><p>Tinggal menunggu waktu, waktu yang mempermainkan kita dan banyak orang yang berharap padanya, bak pendulum, jam besi berdentang bunyinya berdetak keras mengangetkanku, pilihan pada apa yang tidak dianggap wajar, rasanya aku ada dalam ruang kosong, terbengong-bengong sendiri, mengapa ?</p><p>Jika ada jeda, sepertinya saat ini tepat untuk limbung d hadapanmu, sebab pertanyaanku tidak selalu bisa kujawab sendiri, matamu melihatku setiap detik namun aku berpaling lagi dan lagi, sungguh aku merindukanmu.</p><p>dalam rinai yang rapat, hujan yang patah, berdesakan, sendiri menikmatinya membuat waktu terasa berbicara banyak menceritakan kemungkinan-kemungkinan yang Engkau kirim.</p><p>sendiri terasa hangat meski dingin membuatku merapatkan kulitku, begitu dekatnya Engkau.</p><p>sendiri membuatku tahu ada banyak cinta, terlalu banyak.</p><p>Tinggal menunggu waktu untuk memastikan bahwa aku tidak akan kehilanganmu, sebab kulit dan tulangku, dan segala yang kupunya ini akan aus seiring waktu</p><p>semuanya adalah probabilitas dalam pendulum baik itu mekanik maupun abstrak</p><p>semua telah dipilih dan dijalani dengan sangat anggun</p><p>Mencecap segala hal terbaik yang engkau limpahkan hari ini, meski segudang tanda tanya</p><p>Tentang repetisi ku yang berulang-ulang.</p><p>Bagimu Pemilik Waktu</p><p>Hanya Bagimu</p><p>Terimakasih atas Waktumu yang banyak</p><p>yang tidak pernah bosan mendengarku meracau</p><p>Amin.</p></div></div>Puisi Cerah Hati Rie....http://www.blogger.com/profile/10853074236218214271noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8882791569713422179.post-88873312697547366692011-08-19T00:40:00.000-07:002011-08-19T01:07:46.648-07:00Surat Cinta No.1<div class="mbl notesBlogText clearfix"><div><p>Tuhan yang Maha Romantis</p><p>Dimanakah Engkau hari ini</p><p>Aku rindu</p><p> </p><p>Tuhan yang Maha Romantis</p><p>Apakah engkau melihat diriku hari ini</p><p>Mengertikah Engkau aku tidak bisa se Romantis Engkau</p><p>Aku tidak mampu mencipta keindahan</p><p>Dan aku tidak mampu mengungkapkan keindahan</p><p>Tuhan Yang Maha Romantis</p><p>Betapa inginnya diriku, agar surat ini sampai segera</p><p>Aku perlu balasan Tuhan</p><p>Sebab inilah surat cinta no. 1</p><p>Yang seharusnya kukirim tepat waktu</p></div></div>Puisi Cerah Hati Rie....http://www.blogger.com/profile/10853074236218214271noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8882791569713422179.post-71907357633587349922010-09-25T00:24:00.001-07:002010-09-25T00:26:32.875-07:00Satu Keping Matahari<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; color: rgb(51, 51, 51); line-height: 16px; "><p style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; text-align: left; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; line-height: 1.5em; ">Engkaulah matahari yang mengantarkan hujan pada pagi</p><p style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; text-align: left; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; line-height: 1.5em; ">Engkaulah matahari yang tiada henti membakar api</p><p style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; text-align: left; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; line-height: 1.5em; ">Engkaulah lagu dan seribu puisi</p><p style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; text-align: left; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; line-height: 1.5em; ">Engkaulah keping kenangan hati</p><p style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; text-align: left; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; line-height: 1.5em; ">Padamulah aku menamai hari</p><p style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; text-align: left; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; line-height: 1.5em; ">Padamulah aku mencinta matahari</p><p style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; text-align: left; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; line-height: 1.5em; ">Padamulah aku membiarkan rinai senantiasa menari</p><p style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; text-align: left; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; line-height: 1.5em; ">Ingatkan aku pada matamu, ingatkan aku pada jalan buntu dan udara sepi</p><p style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; text-align: left; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; line-height: 1.5em; ">Ingatkan aku pada senyummu, ingatkan aku pada kota sesak dan riuh ramai</p><p style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; text-align: left; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; line-height: 1.5em; ">Padamulah aku terpapar mati</p><p style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; text-align: left; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; line-height: 1.5em; ">Padamulah aku terkapar perih</p><p style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; text-align: left; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; line-height: 1.5em; ">Cobalah mengerti</p><p style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; text-align: left; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; line-height: 1.5em; "> </p></span>Puisi Cerah Hati Rie....http://www.blogger.com/profile/10853074236218214271noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8882791569713422179.post-73805182946397615292009-11-21T02:01:00.000-08:002009-11-21T02:02:04.040-08:00Rindu kronik (2)Tidak ada tempat yang paling gelap<br />Selain ruang hati yang terkunci<br />Tidak ada kutukan paling sadis<br />Selain perpisahan<br />Dan tidak ada racun yang paling membunuh<br />Kecuali, racun yang kita ciptakan sendiri, di kepala<br />Serta sakit parah yang menahun<br />Kecuali Rindu kronikPuisi Cerah Hati Rie....http://www.blogger.com/profile/10853074236218214271noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8882791569713422179.post-26618200912356731142009-11-21T02:00:00.000-08:002009-11-21T02:01:11.043-08:00Rindu kronik (1)Apa yang bisa aku katakan saat aku tidak lagi mampu menerjemahkan bahasamu<br />Apa lagi lalu yang bisa aku bahasakan ketika aku tidak sanggup mengartikan anggukanmu, dan setiap sudut matamu tidak ada cerita lagi yang harus kita urai, aku berduka kehilangan jiwamu<br />Mungkin saat aku berpaling, ketika aku tidak disana, menunggu bodoh, atau menanti bisu<br />Maka kau ada, menjadi titik-titik yang aku sebut bibit kamuflase dalam etalase paling menggiurkan “Cinta”, meski aku curiga, kata itu seperti bumbu dalam sup kari, setelah sehari kita cicipi ia jadi hilang rasa<br />Akh….atau jangan-jangan ini hanyalah persangkaan, karena diammu ternyata telah menjarah semua kata yang ingin kusampaikan hingga ia ting…….kosong<br />Jadi…………………..<br />apakah aku kini ?<br />Puisi ini tanpa hasrat, tanpa tendensi apa-apa untuk mengadakan apa-apa<br />Mungkin disaat ini aku bahkan tidak bisa menjelaskan bahasaku padamu karena sudut mataku telah di bingkai kutukan menjadi mata tanpa mata, ia tak untuk melihat dirimu dari dekat, ia tidak untuk melihat diriku yang jauh, ia hanya untuk menangisi kematian hati<br />Tetapi dengan sederhana aku ingin mengucapkan judul puisi ini tanpa bermaksud bunuh diri<br />Karena aku lebih mencintai mungkin yang kau sebut palsu “harga diri”Puisi Cerah Hati Rie....http://www.blogger.com/profile/10853074236218214271noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8882791569713422179.post-59873282644771543052009-11-21T01:54:00.000-08:002009-11-21T01:55:04.414-08:00Seperti TelenovelaSeperti Telenovela<br /><br />Ia telah kehilangan hati yang ia titipkan padaku ketika memutuskan untuk pergi<br />Mungkin ini pertanda, ia tidak akan kembali<br />Baginya<br />Untuk apa lagi, menempuh bermil-mil luka jika yang dijumpainya padaku hanya genangan darah, cintanya telah kubantai tadi malam,<br />Episode terakhir<br />Tayangan perdana<br />Romansa diam kita<br />Akh menggelikan, membuatku ingin muntahPuisi Cerah Hati Rie....http://www.blogger.com/profile/10853074236218214271noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8882791569713422179.post-14624549469095424632009-11-21T01:51:00.000-08:002009-11-21T01:52:55.899-08:00FatamorganaAda yang janggal di sudut matamu, sayang<br />Eyeshadow itu terlalu terang warnanya<br />Ia tak seharusnya jingga, lebih baik ia sedikit kuning<br />Lalu mungkin mesti ada eyeliner agar mata sipitmu itu tidak seperti mata penjahat kena bogem,<br />Lalu mascara, mengeras membuatnya terlihat bagaikan sumur tua, tempat para jompo mandi duduk<br />Ada yang ganjil menyerbu cerebellumku sayang, satu inci di atas mataku<br />Kau, jelas laki-laki yang dulu kutatap berlama-lamaPuisi Cerah Hati Rie....http://www.blogger.com/profile/10853074236218214271noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8882791569713422179.post-42931691520306698382009-11-21T01:48:00.000-08:002009-11-21T01:51:13.697-08:00Sepiku itu dan secangkir KopiAda pahit tersangkut di tenggorokanku subuh ini<br />Suara jangkrik diluar besahutan<br />Lalu desir angin<br />Dan komputerku yang meraung-raung<br />Kuditemaninya, menjelang pagi, saat matahari naik<br />Riuh belum berakhir<br />Mabuk aku dalam pesta merayakan kesepian kitaPuisi Cerah Hati Rie....http://www.blogger.com/profile/10853074236218214271noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8882791569713422179.post-53375528372301746502009-11-08T03:34:00.000-08:002009-11-08T03:56:16.890-08:00mellow mode onAku tidak pandai bercerita, atau mengarang-ngarang agar kau tertawa<br />Aku juga terbata-bata mengucapakan kata sayang atau sejenisnya<br />tetapi aku bisa menuliskan seribu puisi<br />dan mampu menunjukkan dengan hati arah rindu yang berpendar terpancar di mataku<br />Apakah itu elum cukup menyamai kepalsuan yang mungkin saja mengalir saat kata-kata tidak ada bedanya dengan igauan, hampir pasti aku sulit menemukan kejujurannyaPuisi Cerah Hati Rie....http://www.blogger.com/profile/10853074236218214271noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8882791569713422179.post-71685201961781893192009-10-31T02:33:00.000-07:002009-10-31T02:38:27.156-07:00Asimetri d soildan kilauan itu memuncak<br />saat kulihat segaris dari sini, dari tempat aku berpijak<br />tanah yang dangkal<br />berbatu, bergelombang tak seimbang<br />tetapi itulah hati<br />yang sulit aku cerna<br /><br />hanya guratan tipis yang tak sejajar......Puisi Cerah Hati Rie....http://www.blogger.com/profile/10853074236218214271noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8882791569713422179.post-39140259463912105832009-10-28T05:39:00.000-07:002009-10-28T06:44:27.808-07:00Asimetri d diafranBayangmu lalu memantul di dinding transparan, saat butir-butir air perlahan menguap, dan aku melihatnya sekilas, mata itu membuat tanda tanya.<br />Disini aku menggurat sebuah garis biru di ruang yang kusebut hati.Puisi Cerah Hati Rie....http://www.blogger.com/profile/10853074236218214271noreply@blogger.com0